Sebuah suasana pagi yang khas di desa Jatimulyo, sebuah desa yang terletak di daerah pegunungan menoreh di kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Dengan hidangan pagi yang juga khas yaitu teh gula jawa yang dihidangkan dengan segala keramahtamahan yang seharusnya menjadi kebanggaan negeri ini.

Desa Jatimulyo terletak di bagian utara kabupaten Kulonprogo, lokasinya cukup jauh dari daerah perkotaan. Daerah ini menyimpan semua potensi yang dimiliki Indonesia seperti yang digambarkan pada buku-buku Pendidikan Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, Geografi, Buku Musik Lagu Wajib dan Nasional, serta buku Biologi. Dimana buku-buku tersebut menceriterakan sebuah negeri yang kaya dan makmur. Desa-desanya sangatlah permai, tanahnya subur dengan segala sumberdaya yang ada, penduduknya ramahtamah dan giat bekerja. Alangkah indahnya Indonesia pikirku ketika membaca semua literatur tentang negeri ini.
Semaikin derasnya arus kemajuan jaman dan perkembangan kota mengakibatkan desa-desa yang permai semakin menjadi langka saja. Dusun Sukomoyo yang terletak di desa Jatimulyo misalnya, untuk mencapainya kita harus melakukan perjalanan kurang lebih sejauh 50km dari kota yagyakarta. Melewati jalan kecil dengan aspal yang tidak dapat dikatakan bagus yang berkelok-kelok melintasi pagunungan menoreh dengan lembah-lembahnya yang curam. Lokasi desa terletak di dekat kompleks wisata gua kiskendo yang berdekatan dengan perbatasan antara kabupaten kulonprogo dan purworejo jawa tengah.
Meskipun untuk sampai kesana memerlukan energi yang tidak sedikit, tetapi kita akan mendapati suasana pedesaan yang permai, pemandangan alam pegunungan yang indah disertai udara segarnya yang menyehatkan, dan penduduknya yang ramah tamah.

Sebuah konsep tentang pariwisata pedesaan telah diterapkan di desa Jatimulyo ini. Banyak sekali hal yang dapat ditawarkan. Mulai dari Agrowisata, Outbond, Birdwwatching, Interaksi sosial budaya, Bahkan wisata minat khusus seperti penyusuran goa dan sebagainya.
Untuk agrowisata, daerah ini memiliki andalan yaitu kakao, kopi dan salak. Masih ditambah dengan peternakan kambing ettawa yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. selain itu, alam pegunungan dan hutan yang masih asri sangat cocok untuk kegiatan outbond dan birdwatching mengingat daerah ini sangat kaya dengan satwa liar terutama burung.



Warga desa tidak menyediakan penginapan khusus atau hotel untuk menunjang pariwisata di desa ini. Tetapi mereka menyediakan rumah-rumah mereka untuk menginap wisatawan. Sebuah konsep yang cukup unik, karena wisatawan akan lebih merasa sebagai warga desa biasa daripada sebagai turis. Sehingga kita akan dapat benar-benar menghayati kehidupan yang sederhana dan menyenangkan di sebuah desa yang permai...
0 komentar:
Post a Comment